Thursday, October 20, 2011

CERITA SUNGAI PAHANG

Bisikan Sungai Pahang kembali mengusik jiwa ini.Kembali membawa coretan bahasa rindu zaman silam untuk renungan dan tatapan generasi maya! Suatu seni dalam ucapan sebuah kerinduan dan bisikan cinta nan terselindung pada mainan kata. Itulah kelembutan cinta musim lalu.



Sepi Sungai Pahang
(13 September 1986)
waktu ku lihat bumi kembali basah
telah datang pula sepi dari celahan akar
burung-burung tidak lagi berkicauan.Sepi!
hanya tarian ranting-ranting tua berirama
angin dingin menerpa lesu.Sepi!
heningnya diri ....oh!
sayunya hati....oh!

kesepian ini
adalah tusukan rasa di dasar hati
jauh nan jauh sekali
rasa yang kaku untuk dibisikkan
kerana tiada siapa di sini
untuk mendengar, untuk merasa
betapa sunyinya
betapa sayunya
betapa halusnya keheningan begini..
yang cuma akan ada
aku dan Sungai Pahang
jua tebing yang tak pernah menegurku
yang tak pernah bercerita
tentang engkau padaku.

sebenar-benarnya aku sepi
Sungai Pahang dan kesunyiannya
sama dan akan juga sama
kerana engkau yang masih tak tersedar
rindu masih di sini....



Perjalanan Pada Sungai Pahang V
(15 September 1986)


terima kasih
kerana aku sendiri tidak tahu
bagaimana aku kesakitan begini
setiap kali air yang menyimbah tebing
menyiram kepedihan rasa pada jemari kaki ku
lalu bertanya pada mimpi
mengapa?

ku cuba mengingati pada mimpiku yang hilang
kemana berakhir kesakitan rasa ini
kalau pada dada air itu
tiadapun bayang diri yang terduduk dan gelisah
berulangkalinya.
terima kasih
kerana aku pernah jua bermimpi
bermain di kaki air itu
yang ku harapkan akan datang lagi
pada setiap hujan bukit...
mengalir dan mengalir
ketika ada seorang aku
merenung bayangmu dalam kilau
di air Sungai Pahang!



Melodi Sungai Pahang VI
(16 September 1986)

tiap kalinya merenung kejemuan
akupun berkata-kata barang sepatah
harapnya selembut melodi
harapnya ada jawapan yang ramah
dari airmu yang menari lincah.
terkadang
jarang waktunya aku berkesempatan
mendengar bisikan airmu
alunannya terlalu segan...
sedang di tebing ini
aku belum upaya mengerti
pada penantian suaramu.
biasanya
sering masa begini
hanya aku yang mengintai tarimu...airku
bermain dengan pasir
bergurau dengan bebatu
kenapa tidak aku?

suatu kelupaan pada takdir
untuk menilai aku...



Aduhai,
seksanya untuk menyimpan suatu yang bernama perasaan. Namun itulah permulaan suatu mimpi yang kemudian menjadi nyata.Mengimbau detik itu, terasa sangat susah untuk mengawal perasaan. Dengan seungkap kata, bisikan hati ini dapat dilontarkan pada alam,dengan harapan akan ada yang mengerti... 
Sungai Pahanglah tempat ku curahkan rasa dan perasaan ini.
itulah kenangan

Jumpa lagi... 
 



1 comment:

  1. Cikye,
    Please visit(follow) my blog at:
    http://flow-sharul.blogspot.com

    Thank you

    ReplyDelete